News & Research

Reader

Bursa Siang: Sinyal Kebijakan The Fed Simpang Siur, Saham Asia Merosot, IHSG Hilang Power
Wednesday, May 08, 2024       12:11 WIB

Ipotnews - Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) merosot ke zona merah saat akhir sesi I perdagangan hari Rabu (8/5). IHSG melemah 0,36 persen (-26 poin) ke posisi 7.097.
Volume perdagangan mencapai 95,48 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp6,47 triliun. Sektor properti di posisi paling terpuruk drop 1,28 persen. Sedangkan sektor konsumer primer menjadi yang terkuat naik 0,27%
Bursa Asia
Pasar saham benua kuning kehilangan power pada trading hari Rabu (8/5). Dolar AS tetap perkasa meskipun imbal hasil US Treasury turun. Pasar mencermati sinyal yang variatif dari pembuat kebijakan di AS, juga data ekonomi terkait suku bunga the Fed.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,19%. Sebagian terbebani oleh penurunan indeks blue chips Tiongkok daratan (Indeks CSI300).
Indeks dolar AS - yang mengukur mata uang terhadap yen, euro, sterling dan tiga mata uang utama lainnya - naik 0,09% menjadi 105,51, menambah kenaikan 0,3% pada hari Selasa.
Pada hari Selasa, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari menyarankan bank sentral AS mungkin perlu untuk tidak melakukan penurunan suku bunga tahun ini karena inflasi yang membandel.
Pekan lalu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bahwa penantian untuk melonggarkan kebijakan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan, namun mengisyaratkan kecenderungannya untuk tetap melakukan pemangkasan.
"Perdebatan terus berlanjut di pasar dan di antara pembuat kebijakan mengenai tingkat suku bunga yang tepat," Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, menulis dalam sebuah laporan.
"Kurangnya data ekonomi utama AS dalam beberapa hari ke depan (berarti) hanya ada sedikit hal yang bisa diambil atau ditanggapi," tambahnya. "Untuk saat ini, pasar melihat peluang yang sedikit lebih tinggi untuk dua pemotongan di AS tahun ini, dengan pemotongan pertama dilakukan pada bulan November."
Imbal hasil Treasury jangka panjang AS mencapai 4,4651% di perdagangan Asia, setelah turun ke level terendah hampir satu bulan di 4,42% pada hari Selasa.
Nikkei225 (Jepang) -1,47%
Topix (Jepang) -1,16%
Shanghai Composite (China) -0,41%
Shenzhen Component (China) -1,!7%
CSI300 (China) -0,66%
Hang Seng (Hong Kong) -0,37%
Kospi (Korsel) +0,12%
Taiex (Taiwan) +0,09%
S&P/ASX200 (Australia) -0,01%
Currency
USD-JPY ke 155,15/+0,30%
USD-SGD ke 1,3558/+0,10%
AUD-USD ke 0,6576/-0,33%
USD-CNY ke 7,2247/+0,08%
USD-MYR ke 4,7478/+0,19%
USD-THB ke 36,9390/+0,16%
USD-IDR ke 16.086/+0,25%
Oil
Harga minyak turun di pasar Asia pada perdagangan hari Rabu (8/5) karena data industri menunjukkan penumpukan persediaan minyak mentah dan bahan bakar di AS. Data ini menjadi tanda lemahnya permintaan, dan ekspektasi pasokan yang hati-hati muncul menjelang pertemuan kebijakan OPEC + bulan berikutnya.
Minyak mentah berjangka Brent turun 30 sen menjadi $82,86 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 25 sen ke harga $78,13 per barel.
(cnbc/reuters/bloomberg)

Sumber : admin

powered by: IPOTNEWS.COM